Rabu, 10 Oktober 2012

The Implications for Management Accounting with Behavioural Accounting Research


PENGEMBANGAN AKUNTANSI MANAJEMEN DENGAN IMPLIKASI RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN

I.             PENDAHULUAN

Akuntansi yang kita kenal sekarang telah berkembang seiring dengan zaman dan peradaban manusia. Masyarakat modern tidak dapat terlepas dari apa yang dinamakan akuntansi. Namun, akuntansi yang telah diterapkan sekarang, baik di perusahaan profit oriented maupun non profit oriented, sebenarnya telah mengalami evolusi.

Tulisan berupa hitungan-hitungan sederhana yang ditemukan di gua-gua prasejarah di beberapa negara, seperti pedalaman Amerika, Eropa, Arab, dan Asia menjadi bukti bahwa manusia zaman batu telah mengenal akuntansi. Tonggak sejarah yang masih tertulis dan dikatakan sebagai awal dan cikal bakal akuntansi adalah zaman Luca Pacioli. Pacioli memperkenalkan sistem pembukuan berpasangan, yang disebut double entry bookkeeping system.

Dalam perkembangan akuntansi, bidang yang paling awal berkembang adalah akuntansi keuangan. Seiring dengan perkembangan industri yang sangat pesat karena kebutuhan akan informasi, maka berkembanglah bidang-bidang lain, seperti akuntansi biaya, akuntansi manajemen, auditing, akuntansi perpajakan, akuntansi sektor publik, sistem informasi akuntansi, akuntansi keperilakuan dan perkembangan terakhir khususnya di Indonesia adanya konsep akuntansi syariah. Bidang akutansi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang sehingga memperkaya bidang akuntansi. Akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pihak internal perusahan (internal user), sedangkan akuntansi keuangan menghasilkan informasi untuk pihak eksternal perusahaan (external user).

Akuntansi manajemen merupakan suatu sistem informasi karena proses dari akuntansi manajemen akan menghasilkan informasi. Pembuat informasi atau pengguna sistem informasi adalah manusia (bisa para manajer, investor, pemerintah, dan user lainnya yang berkepentingan dengan informasi tersebut). Keberhasilan suatu sistem informasi tak lepas dari perilaku manusianya. Perkembangan akuntansi tak lepas dari perilaku. Mendesaknya kebutuhan akuntansi dan pentingnya peranan manusia dalam bidang akuntansi maka dengan mengadopsi bidang-bidang ilmu lainnya, seperti ilmu psikologi dan sosial, lahirlah akuntansi keperilakuan. Akuntansi keperilakuan akhirnya diakui keberadaannya dan banyak bukti empiris yang dihasilkan oleh para peneliti yang ikut memperkuat bidang akuntansi keperilakuan.

Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) merupakan bidang yang sangat luas. Dalam perkembangan riset empirisnya diawali dari bidang akuntansi manajemen dan kemudian ke bidang lainnya. Dalam analisisnya banyak didukung oleh teori yang ada di disiplin ilmu lainnya. Suatu hal yang menarik dalam mengkaji bidang riset akuntansi keperilakuan ini adalah mengkaitkannya dengan akuntansi manajemen (managerial accounting). Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang akuntansi manajemen yang pertama kali berkembang adalah isu budgeting.

Untuk lebih memahami implikasi riset akuntansi keperilakuan (behavioral accounting research/BAR) terhadap pengembangan akuntansi manajemen (managerial accounting), kajian akan dimulai dari perkembangan akuntansi keperilakuan, akuntansi manajemen, riset akuntansi keperilakuan dalam akuntansi manajemen, seperti budgeting, balanced scorecard (BSC), just in time (JIT), total quality management (TQM), dan activity based costing system (ABC system).


II.          TINJAUAN TEORI

Akuntansi Keperilakuan dan Perkembangannya

Ikhsan (2005) menyatakan bahwa tujuan ilmu keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan, dan memprediksi perilaku manusia sampai pada generalisasi yang ditetapkan mengenai perilaku manusia yang didukung oleh empiris yang dikumpulkan secara impersonal melalui prosedur yang terbuka, baik untuk peninjauan maupun replikasi dan dapat diverifikasi oleh ilmuwan lainnya yang tertarik. Selanjutnya Ikhsan (2005) menjelaskan bahwa akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik yang bertujuan sebagai berikut :

1.         Untuk memahami danmengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan,
2.         Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis, dan
3.         Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.

Bidang keperilakuan dalam akuntansi dapat dikatakan masih baru dibandingkan dengan akuntansi keuangan. Topik keperilakuan ini mulai berkembang pada tahun 1950-an. Pada Juni 1951 Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk penyelidikan dampak anggaran (Ikhsan,2005). Hal itu diawali dari penelitian Argyris (1952), yang meneliti hubungan antara manusia dengan anggaran dan kemudian diikuti oleh peneliti-peneliti lainnya.

Awal perkembangan riset keperilakuan ini telah dikaji dalam studi yang dilakukan Lord (1989). Lord mengkaji perkembangan riset akuntansi keperilakuan (behavioral accounting research) dari tahun 1952 sampai dengan tahun 1981. Lord (1989) mengelompokkan perkembangan hasil penelitian yang berkaitan dengan bidang riset akuntansi keperilakuan menjadi enam fokus penelitian, antara lain akuntansi dalan konteks organisasi (accounting in an organizational context), penganggaran (budgeting), pemikiran psikologi (early psychology thoughts), pemrosesan informasi manusia (human information proccesing), kontingensi teori (contingency teory), dan konferensi dan peristiwa (conferences and events).

Studi Burgstahler dan Sundem (1989) hampir sama dengan studi Lord (1989), yaitu mengkaji perkembangan riset keperilakuan tahun 1968-1987. Hasil riset yang dikaji diambil dari artikel yang dipublikasikan pada tiga jurnal, yaitu The Accounting Review (AR), Journal of Accounting Research (JAR), Accounting Organization and Society (AOS). Baik artikel yang ditulis oleh Lord (1989) maupun Burgstahler dan Sundem (1989) merupakan invited paper dalam rangka penerbitan pertama jurnal Behavioral Research in Accounting. Hal itu berawal dari cikal bakal penelitian Argyris (1952) yang pertama kali fokus pada anggaran hingga akhirnya sekarang berkembang pada bidang lain, seperti auditing, pajak, dan akuntansi keuangan.

Menurut Burgstahler dkk. (1989) penelitian bidang keperilakuan sudah mengalami perkembangan sebagai berikut. Pertama, metode penelitian behavioral digunakan untuk isu akuntansi tanpa mengadopsi beberapa teori behavioral yang mendasarinya. Kedua, model atau teori behavioral diadopsi. Fase ketiga adalah pengujian model behavioral kepada akuntansi seperti pengujian model lensa Brunswick.

Peneliti-peneliti di Indonesia juga tertarik dengan riset akuntansi keperilakuan. Bidang riset keperilakuan juga menjadi pusat perhatian dalam ajang seminar nasional akuntansi (SNA) di Indonesia yang diselenggarakan setiap tahun oleh IAIKAPd yaitu Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) bekerja sama dengan Kompartemen  Akuntan Pendidik (KAPd). Topik bahasan hasil-hasil studi dalam seminar ini dibagi menjadi lima, yaitu akuntansi keuangan dan pasar modal; akuntansi manajemen dan keperilakuan; akuntansi sektor publik dan perpajakan; sistem informasi, auditing, dan etika; dan pendidikan akuntansi dan akuntansi syariah. Hasil penelitian di bidang akuntansi manajemen dijadikan satu pembahasan dengan akuntansi keperilakuan karena kedua bidang ini sama-sama membahas tentang manusia.

Burgstahler dan Sundem (1989) menyebutkan ada beberapa faktor yang membuat behavioral  research  in accounting secara khusus mempunyai kesulitan, yaitu bidangnya luas, variabel kompleks, perilaku adalah sebuah situasi spesifik, perwujudan lain dari interelasi variabel-variabel adalah beberapa hukum perilaku sepenuhnya umum, titik temu validitas internal dan validitas eksternal, sistem kontrol akademis, dan evaluasi kualitatif.

Penelitian keperilakuan dalam akuntansi riset bisa menggunakan tiga jenis metode, antara lain studi lapangan, eksperimen, dan survei yang masing-masing ada keunggulan dan kelemahannya. Ketiga metode ini bisa saling melengkapi dengan menerapkan metode multiple.



Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen adalah bagian dari akuntansi yang bertujuan membantu manajer untuk menjalankan tiga fungsi pokoknya, yaitu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Kehadiran akuntansi manajemen atau sistem informasi manajemen dalam perusahaan merupakan suatu sistem yang akan memberikan informasi kepada manajemen untuk membantu pihak-pihak internal untuk mencapai tujuan organisasinya.

Teknik-teknik dalam akuntansi manajemen membantu manajemen dalam menjalankan fungsi manajemen. Misalnya, menyusun anggaran (budget), melakukan analisis cost, volume, propit (CVP), analisis varian, dan pemilihan sistem pembebanan biaya yang tepat untuk penentuan harga jual. Pemilihan metode ini akan mempengaruhi keakuratan pembebanan biaya ke produk sehinggamanajer dapat dengan tepat menentukan harga jual. Dengan demikian, dapat unggul dan bersaing dalam harga.

Dewasa ini pembebanan biaya secara konvensional sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke pembebanan biaya berdasarkan aktivitas/activity based costing system (ABC-system). Dalam perkembangan akuntansi manajemen banyak sekali isu kontemporer dalam teknik-teknik manajemen mulai diterapkan, seperti metode just in time (JIT), total quality management (TQM), target costing, dan orientasi pelanggan.

Penilaian kinerja manajer saat ini sudah mulai mengalami pergeseran. Jika dahulu menilai kinerja seorang manajer cukup hanya dari perspektif keuangan, tetapi sekarang untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif harus dari dua perspektif yang dikenal dengan istilah balanced scorecard. Penilaian kinerja akan dilakukan dari dua sisi, yaitu keuangan (financial) dan non financial seperti penilaian pelanggan/ customer, pertumbuhan dan pembelajaran, serta proses bisnis internal.

Artikel terbaru mengenai akuntansi manajemen ditulis oleh Birnberg G. Jacod (2000) yang membahas tentang peranan riset keperilakuan dalam pendidikan akuntansi manajemen pada abad ke dua puluh satu. Birnberg menjelaskan bahwa materi akuntansi manajemen dalam tiga periode setelah Perang Dunia Kedua berakhir meliputi periode akuntansi biaya (the cost-accounting period), periode akuntansi manajemen modern (the modern management accounting period), periode akuntansi manajemen postmodern (The post-modern management accounting period). Fokus terbaru dalam akuntansi manajemen seperti dijelaskan oleh Hansen dan Mowen (2005) adalah activity based management, customer orientation, cross-functionalperspective, total quality management, time as competitive element, efficiency dan E-business.

Akuntansi manajemen sangat erat berkaitan dengan manusia. Kajian atau studi di bidang akuntansi manajemen mendapat perhatian bagi riset akuntansi di bidang keperilakuan. Kegagalan dalam hal pencapaian kinerja sebenarnya akibat dari aspek keperilakuan. Perilaku (behavior) adalah tindakan-tindakan (actions) atau reaksi (reaction) dari suatu objek atau organisme (Jogiyanto, 2007).


III.    PEMBAHASAN

Riset Akuntansi Keperilakuan dalam Akuntansi Manajemen Budgeting

Budgeting merupakan bagian dari materi akuntansi manajemen, yang memegang peranan dalam perencanaan dan pengendalian sebagai dua bagian yang tak terpisahkan. Perencanan berarti melihat ke depan, yang mengandung pengertian yaitu menentukan tidakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan tujuan tertentu. Sebaliknya, pengendalian adalah melihat ke belakang yang berarti menilai apa yang telah dihasilkan dan membandingkan dengan rencana yang telah disusun (Hansen & Mowen, 2005). Adapun tujuan anggaran adalah memberikan informasi yang dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, sebagai standar bagi evaluasi kinerja dan meningkatkan komunikasi dan koordinasi antarbagian. Anggaran yang disusun berupa anggaran operasi (seperti anggaran penjualan, produksi, pembelian bahan, tenaga kerja, overhead, beban penjualan dan administrasi, persediaan akhir, serta harga pokok penjualan) dan anggaran keuangan (seperti anggaran arus kas, neraca, dan pengeluaran modal).
Anggaran digunakan untuk mengontrol kinerja pekerja, yang paling sederhana meliputi empat langkah berikut:

1)             Penetapan standar oleh manajemen
2)             Penetapan standar oleh kelompok yang dikontrol
3)             Kinerja operasi
4)             Pelaporan hasil dengan ganjaran positif atau negatif ditentukan oleh manajemen

Penelitian di bidang akuntansi manajemen diawali dengan penelitian Argyris (1952), topiknya adalah budgeting, yaitu melihat hubungan manusia dengan anggaran. Didukung oleh teori dan temuan empiris dari perilaku organisasional dan psikologi sosial, Argyris (1952) melakukan sebuah studi lapangan tentang proses anggaran. Covaleski dan Dirsmith (1986) mewawancarai 56 manajer pada enam rumah sakit. Mereka menemukan bahwa budgeting digunakan sebagai proses politik oleh manajer untuk merasionalkan dan melegitimasi aksi simbolis dan ritualistis. Studi lapangan lainnya oleh Czarniawska-Jorges dan Jacobsson (1989) menjelaskan bagaimana proses anggaran berhubungan dengan konteks budaya organisasi. Brownell (1982) meringkas beberapa studi akuntansi dan nonakuntansi yang menunjukkan hubungan antara karakteristik tugas dan organisasional dengan proses anggaran.

Young (1985) mendesain sebuah eksperimen untuk secara langsung mengamati slack perilaku dan menemukan bahwa preferensi risiko dan tekanan sosial benar-benar mempengaruhi terjadinya slack anggaran Schiff dan lewin (1974) menyatakan pendapat Birnberg dan Nath bahwa penelitian behavioral dalam managerial accounting dibagi ke dalam tiga kategori luas, yaitu sebagai berikut:

a)             Usaha untuk menentukan model bagi seluruh bagian subsistem manusia.
b)             Investigasi ke dalam dimensi behavioral dari proses kontrol manajemen.
c)             Studi dari sudut pandang behavioral tentang efek karakteristik perusahaan terhadap bentuk dan fungsi sistem informasi manajemen.

Beberapa hasil penelitian akuntansi keperilakuan terbaru dalam bidang akuntansi manajemen di Indonesia telah diseminarkan dalam Seminar Nasional Akuntansi (SNA) antara lain sebagai berikut:

1)        Rahman dkk. (2007) meneliti pengaruh sistem pengukuran kinerja terhadap kejelasan peran, pemberdayaan, psikologis, dan kinerja manajerial dengan pendekatan partial least square.
2)        Cahyono dkk. (2007) meneliti pengaruh moderasi sistem pengendalian manajemen dan inovasi terhadap kinerja.
3)        Wijayantoro dkk. (2007) meneliti hubungan antara sistem pengendalian manajemen dengan perilaku disfunctional: budaya nasional sebagai variabel moderating (penelitian para manajer perusahaan manufaktur di Jawa Tengah).
4)        Yufaningrum dkk. (2005) menganalisis pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial melalui komitmen tujuan anggaran dan job relevant information (JRI) sebagai variabel intervening.
5)        Sumarno (2005) meneliti pengaruh komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.


A.    Balanced Scorecard

Balanced scorecard merupakan isu-isu terbaru dalam akuntansi manajemen. Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategic yang menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja untuk empat perspektif yang berbeda, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan (Wijaya Tunggal, 2003). Pengukuran kinerja yang komprehensif ini diberi nama balanced scorecard. Hal itu pertama kali diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton (1992) mengenai keunggulan pengukuran kinerja dari dua perspektif, yaitu sisi keuangan dan non keuangan (customer relations, internal business processes, learning and growth).

Kaplan dan Norton (1996) menulis mengenai penggunaan balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategi. Balanced scorecard dapat berfungsi sebagai alat untuk mengawasi apakah strategi perusahaan telah dijalankan dan juga untuk menilai apakah strategi yang telah ditetapkan sudah tepat. Salah satu contoh penelitian dengan topik ini dilakukan oleh Lipe dan Salterio (2000).

B.     Just In Time (JIT)

Just In Time (JIT) merupakan suatu filosofi yang memusatkan pada eliminasi aktivitas pemborosan dengan cara memproduksi produk sesuai dengan permintaan konsumen dan hanya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi dengan tujuan strategis meningkatkan laba, meningkatkan mutu, mengendalikan sediaan, dan memperbaiki kinerja pengiriman (Supriyono, 1999).

Sebuah contoh penelitian di bidang JIT dilakukan oleh Balakrishnan (1996) yang meneliti perusahaan-perusahaan yang mengadopsi sistem inventori JIT dan pengaruhnya terhadap Ratio Return on Assets (ROA). Penelitian ini dimotivasi oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia di Amerika yang mulai mengadopsi JIT karena dapat mengurangi cost (biaya). Jadi, adanya pertimbangan cost and benefit. Turunnya nilai persediaan berarti turunnya cost (biaya).

C.     Total Quality Management

Manajemen mutu total (Total Quality Management/TQM) adalah suatu pendekatan sistem untuk mengintegrasikan semua fungsi dan proses dalam suatu organisasi agar tercapainya penyempurnaan mutu barang atau jasa secara berkesinambungan dengan tujuan untuk mencapai kepuasan konsumen (Supriyono, 1999). Untuk membantu tercapainya Total Quality Management/TQM harus memperhatikan daur hidup produk seperti desain dan pengembangan, pengadaan masukan, produksi, pemasaran, distribusi, dan pelayanan.

Ittner (1995) meneliti tentang Total Quality Management (TQM) dan pilihan dari informasi dan sistem reward-nya. Data diambil dari sampel perusahaan automobil dan industri komputer dari Jerman, Kanada, Jepang, dan Amerika pada tahun 1991 yang telah mempraktikkan manajemen kualitas/ Quality Management. Penelitian dilakukan metode survei.

D.     Activity Based Costing System (ABC System)

Activity based costing adalah suatu sistem pembebanan biaya yang berdasarkan aktivitas. Activity-based Costing (ABC) telah dipromosikan dan diadopsi sebagai dasar untuk pembuatan keputusan yang strategis dan untuk meningkatkan kinerja laba (Bjornenak dan Mitchell, 1999). Informasi ABC kini juga digunakan secara luas untuk menilai continous improvement dan untuk memonitor proses kinerja. ABC dapat diterima secara luas dan cepat karena dipercaya memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan metode pembebanan biaya konvensional.

Dalam sebuah eksperimen, Drake et al. (1999) menemukan bahwa aktivitas yang inovatif dapat menghasilkan tingkat laba perusahaan yang lebih tinggi atau lebih rendah bila para pekerja mempunyai informasi mengenai ABC. Gunawan (2007) meneliti analisis hubungan activity based costing dengan peningkatan kinerja keuangan yang merupakan studi empiris yang dilakukan di Bursa Efek Jakarta. Hasil pengujian tidak menemukan bukti empiris yang mendukung analisis dan penelitian sebelumnya mengenai kondisi yang memungkinkan untuk bisa memperoleh keuntungan dari ABC. Hubungan antara lingkup penggunaan ABC dan peningkatan di dalam ROI tidak dipengaruhi oleh faktor yang diidentifikasi spesifik.


Implikasi Riset Akuntansi Keperilakuan, Terhadap Pengembangan Akuntansi Manajemen

Melalui riset akuntansi keperilakuan, teori-teori, konsep, dan isu-isu terbaru dalam akuntansi manajemen dapat diuji secara empiris mengenai manfaat teori-teori baru tersebut terhadap peningkatan kinerja dalam pengambilan keputusan strategik. Dengan adanya hasil riset empiris dalam akuntansi manajemen ini dapat membantu pengembangan akuntansi manajemen. Pihak manajemen menjadi yakin terhadap konsep-konsep yang baru dikembangkan tersebut akan membantu dalam fungsi pokok manajemen, yaitu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Isu - isu terbaru dalam akuntansi manajemen, seperti activity based management, customer orientation, cross-functional perspective, total quality management, time as competitive element, efficiency dan E-business, ABC system, dan balanced scorecard ikut memperkaya hasil penelitian di bidang riset keperilakuan.

Antara akuntansi manajemen dan riset akuntansi keperilakuan ada keterkaitan karena kesuksesan dalam menghasilkan informasi akuntansi manajemen sangat tergantung pada faktor manusia dalam berperilaku. Riset akuntansi keperilakuan pertama kali berkembang dari bidang akuntansi manajemen, yaitu bidang yang dibahas adalah budgeting. Akuntansi manajemen dapat dikatakan memberikan kontribusi yang besar dalam riset akuntansi keperilakuan. Bidang akuntansi manajemen sangat berkaitan dengan perilaku manajer dan seluruh staf organisasi. Tercapainya visi perusahaan sangatlah tergantung pada kerja sama antara berbagai pihak, baik dari pihak internal perusahaan maupun kerja sama yang baik dengan pihak ekstrnal perusahaan.


IV.      SIMPULAN

Riset akuntansi keperilakuan (Behavioral Accounting Riset/BAR) adalah bidang riset yang sedang berkembang. Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang akuntansi manajemen seperti budgeting penelitian ini diawali oleh Argyris (1952) yang melakukan sebuah studi lapangan tentang proses anggaran. Dalam perkembangan sekarang riset akuntansi keperilakuan dalam bidang akuntansi manajemen sudah berkembang pada penelitian dan pengujian terhadap konsep-konsep baru dalam akuntansi manajemen.

Hasil-hasil riset akuntansi keperilakuan yang menguji konsep-konsep baru dalam akuntansi manajemen seperti activity based management, customer orientation, cross-functional perspective, total quality management, time as competitive element, efficiency dan E-business, ABC system, dan balanced scorecard diharapkan akan memberikan pengembangan terhadap teori-teori akuntansi manajemen menjadi teori yang lebih baik dan dipercaya implementasinya akan memberikan manfaat bagi perusahaan. Melalui riset akuntansi keperilakuan  pada akuntansi manajemen diharapkan akan melahirkan konsep atau teori baru.
DAFTAR PUSTAKA

ASRI DWIJA PUTRI, I G.A.M. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, diakses pada hari minggu, tanggal 12 Juni 2011 (www.google.com).
Argyris. 1952. The Impact of Budget on People. New York: The Controllership Foundation.
Arnold, Vicky dan Sutton, Steve G. Behavioral Accounting Research, Foundations and Frontiers. University of Massachusetts Dartmouth.
Ashton, Robert H. 1982. Human Information Processing in Accounting. New York University.
Balakrishnam dkk. 1996. “Financial from JIT Adoption: Effects of Customer Concentration and Cost Structure”. The Accounting Review. Vol 71. No.2
Birnberg, Jacob G. dkk. 2000. “The Role of Behavioral Research in Management Accounting Education in the 21st Century”. Issues in Accounting Education . Vol 15. No.4
Burgstaler, David dan Sundem, Gery L.1989. “The Evolution of Behavioral Accounting Research in The United States 1968-1987”. Behavioral Research In Accounting. Vol 1. USA.
Cahyono, Dwi dkk. 2007. “Pengaruh Moderasi Sistem Pengendalian Manajemen dan Inovasi Terhadap Kinerja”. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi X di Makasar.
Covaleski, M dan M.W. Dirsmith, 1986. “The Budgeting Process of Power and Politic”. Accounting Organisation and Society.
Czarniawaska, Joerges, B., dan Jacobsson, B. 1986. “Budget in a Cold Climate”. Accounting Organisation and Society.
Drake, A. R., et al. 1999. Cost System and Incentive Structure Effects on Innovation, Efficiency and Profitability in Teams.
Gunawan, Barbara. 2007. ”Analisis Hubungan Activity Based Costing dengan Peningkatan Kinerja Keuangan, Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi X di Makasar.
Hansen, R. Hansen dan Mowen. Maryanne M. 2005. Management Accounting. Thomson South - Western.
Jogianto. 2007. Sistem Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi.
Rahman, Syaiful dkk. 2007. ”Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kejelasan Peran, Pemberdayaan Psikologis, dan Kinerja Manajerial”. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi X di Makasar.
Schiff, Michael and Lewin, Arie Y. 1974. Behavioral Aspects of Accounting. Prentice Hall., Inc.
Sumarno, J. 2005. ”Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial”. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi VIII di Solo.
Supriyono. 1999. Manajemen Biaya Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Wijayantoro, Lili Sugeng dkk. 2007. ”Hubungan Antara Sistem Pengendalian Manajemen dengan Perilaku Disfungsional : Budaya Nasional Sebagai Variabel Moderating”. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi X di Makasar.
Young, S.M. 1985. ”Participative Budgeting: The Effect Risk Aversion and Asimmetric Information on Budgetary Slack”. Journal Accounting Research.
Yufaningrum, Kurnasriati dan Imam Ghozali. 2005. ”Analisis Pengaruh Partipasipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Tujuan Anggaran dan  Job Relevant Information (JRI) sebagai Variabel Intervening”. Kumpulan Makalah Simposium  Nasional Akuntansi VIII di Solo.

Senin, 08 Oktober 2012

Cara Mengelola Marketing Plan (contoh perusahaan unreal)


TUGAS
MANAJEMEN PEMASARAN
“ MARKETING PLAN (EASY TAB INTERNATIONAL)”


Disusun oleh :
Kristowati & Anis Permata Laksari

Marketing Plan
Easy Tab International

1.0         Rangkuman Eksekutif
Easy Tab International (ET Int) merupakan vendor produsen ternama di dunia dengan pasar konsumen yang beralih dari kebiasaan tradisional menuju kebiasaan modern yang didampingi dengan berbagai jenis elektronik digital. Pada awalnya, perusahaan memproduksi berbagai varian tablet PC dan sekarang ET Int mengembangkan produk yang telah ada dengan konsep futuristik yang mengedepankan produk ramah lingkungan konsep Ecopad bahwa perangkat ini menawarkan sesuatu yang tidak ada tablet lain biasa yaitu dengan menelurkan sebuah produk Green Earth Tab (GET). Tablet ini merupakan konsep revolusioner tidak memerlukan pengisian eksternal - artinya tidak ada power adapter, tidak menggunakan listrik, tidak ada interupsi dari non-stop 24 / 7 penggunaan dan penghematan energi besar. Rahasia di balik Ecopad adalah dengan adanya NANO film yang piezoelektrik. Film ini mengumpulkan daya dari setiap sentuhan dan babatan di layar, sehingga jari-jari Anda lakukan pengisian daya. Pada dasarnya, semakin Anda menggunakan Ecopad semakin kecil biaya baterai, meninggalkan Anda dengan baterai yang tidak pernah berakhir dan menempatkan Energizer Bunny. Bekerjasama dengan pihak Google dan OS Android untuk melengkapi kebutuhan konsumen yang selalu mencari sesuatu yang baru dan nyaman dalam pemakaian produk. Ini memberikan peluang besar bagi perusahaan, karena belum banyak vendor-vendor yang memproduksi produk Green dan mudah untuk bersaing di pasar global dengan pengharapan pangsa pasar yang ideal. Dengan melihat peluang, perusahaan bekerjasama dengan pihak manajemen yang kuat, perencanaan jangka panjang dan menengah akan memberikan kontribusi positif untuk mendapatkan penetrasi pasar sempurna. Riset dan pengujian dibantu dengan tangan-tangan para ahli dari berbagai Negara untuk menjamin kualitas produk dan menjaga untuk memuaskan dan memberi kenyamanan kepada para konsumen untuk menggunakan produk Green Earth Tab. Perlakuan media pendekatan langsung kepada para konsumen yang akan memungkinkan Easy Tab International merambah pasar konsumen dan mempertahankan pelanggan baru dan pelanggan setia ET Int. Menjalin dengan berbagai pihak counter international untuk memasuki dunia pasar domestik di berbagai Negara.

2.0         Analisis Situasi
Easy Tab International pada tahun pertama menjalankan operasional perusahaan. Produk yang diluncurkan sangat diminati oleh para konsumen yang sadar akan perlindungan lingkungan dengan menggunakan produk yang ramah lingkungan “Green”. Produk Green Earth Tab ini, memberikan dampak positif terhadap penjualan, pemasaran dan distribusi produk yang dihasilkan, ET Int meraih kesuksesan dalam pasar konsumen. Easy Tab International memberikan penawaran beberapa Tablet PC yang berbeda, industry Ecopad yang dikembangkan dan tumbuh secara pesat di pasar Global.

2.1.1   Rangkuman Pasar
Easy Tab International memanfaatkan peluang yang baik terhadap kebutuhan lingkungan dan konsumen, mempunyai berbagai pengalaman dan informasi yang tidak diragukan lagi terhadap pasar. Pengalaman dan informasi akan terus ditingkatkan untuk lebih mengetahui terhadap pelayanan konsumen, siapa yang member dan diberi pelayanan, apa keinginan dan kebutuhan konsumen dan bagaimana caranya Easy Tab Internasional mengenal dan berkomunikasi langsung dengan para konsumen.

Pasar Sasaran
a)      Hiburan
b)      Multimedia
c)      Teknologi Informasi
d)     Komunikasi
e)      Internet

Tabel Peramalan Pasar Sasaran:
Peramalan Pasar Sasaran
Easy Tab International
Pelanggan Potensial
Pertumbuhan
2011
2012
2013
Hiburan
15%
     23.500.000.000
     27.025.000.000
     31.078.750.000
Multimedia
15%
     25.700.000.000
     29.555.000.000
     33.988.250.000
Teknologi Informasi
20%
     43.250.000.000
     51.900.000.000
     62.280.000.000
Komunikasi
25%
     58.900.000.000
     73.625.000.000
     92.031.250.000
Internet
25%
     66.750.000.000
     83.437.500.000
  104.296.875.000
Total
20%
  218.100.000.000
  265.542.500.000
  318.651.000.000

2.1.1c     Demografi Pasar
Profil pelanggan Easy Tab International terdiri dari faktor geografis, demografis, dan perilaku sebagai berikut:

a)             Geografis
Easy Tab International tidak menentukan sasaran geografis. Dengan menggunakan sistem jaringan internet dan berbagai layanan distribusi yang menyeluruh, Easy Tab International dapat melayani pelanggan domestik maupun internasional secara sekaligus.
b)            Demografis
Pengguna hiburan cenderung mencakup kisaran usia yang lebih luas, temasuk pengguna aktif yaitu muda sampai dewasa (13-50 tahun), pengguna pasif (50-70 tahun).
c)             Perilaku
§  Konsumen menikmati layanan internet untuk mendukung aktivitas bisnis, akademika maupun social. Yang dapat menghemat waktu, biaya dan tempat.
§  Konsumen mengeluarkan pendapatan mereka untuk membeli barang terbaru untuk memenuhi rasa penasaran terhadap gadget baru.
§  Konsumen sering menggunakan barang elektronik mereka dalam keseharian selama 24 jam untuk berkomunikasi dan lain sebagainya.

2.1.1b    Kebutuhan Pasar

1.    Penjaminan Kualitas : Pelanggan terbiasa untuk membelanjakan uang penghasilannya untuk hal-hal yang bermanfaat bukan hanya untuk produk yang biasa-biasa saja, tetapi produk yang mempunyai kriteria tahan lama dan berkualitas. Kebiasaan pelanggan untuk mencari produk yang baik dan memberikan garansi Life Time dalam masa pemakaian produk tersebut. Agar ada penghematan dalam segi perawatan peralatan dan daya tahan hidup produk.
2.    Gaya hidup : Pelanggan cenderung untuk membeli gadget yang murah dan berkelas cenderung untuk memenuhi keinginan daripada kebutuhan.
3.    Pelayanan yang baik : Pendirian counter-counter yang dekat dengan pelanggan, agar mudah untuk melakukan konsultasi maupun reparasi terhadap produk ET Int dengan memberikan sebuah garansi setia seumur hidup masa pemakaian produk (Life Time Garance).
4.    Perencanaan Konsep yang baik : Konsep Ecopad yang mengedepankan ramah lingkungan harus dibarengi dengan sejumlah aplikasi maupun software yang mumpuni untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Penjagaan kualitas dan kuantitas produk dalam konteks dan kontennya.

2.1.1c     Tren Pasar
Keunikan produk Easy Tab International memberikan keterikatan yang lebih bagi para pengguna, sehingga mereka dapat menggunakan teknologi serta mengurangi e-limbah yang dapat membantu menyelamatkan dan menyelaraskan bumi kita. Konsumen yang tidak dibatasi dari segi umur, agar mereka dapat menikmati kelebihan produk Easy Tab Int dari segi kehematan, kenyamanan, keramahan, dan aplikasi-alikasi yang mendukung di sistem perangkatnya. Segmen hiburan dan multimedia yang paling banyak diminati oleh para konsumen yang memberikan dampak positif terhadap penjualan di tingkat kalangan aktif maupun pasif.              

2.1.2       Pertumbuhan Pasar
Pertumbuhan terhadap enetrasi pasar sangat tinggi, dimana banyak konsumen yang selalu menanyakan ketersediaan barang dari Easy Tab Int yang terspesialisasi terhadap produk Green Tab Earth. Kami selal berinovasi untuk membuat produk yang mungkin belum pernah ada sebelumnya. Tanggapan positif terhadap kinerja Tab kami, yang tidak mudah rusak, tahan lama, ringan, kelengkapan aksesoris multimedia, kecepatan berselancar internet, kemudahan komunikasi dan mendapatkan informasi, dan lain sebagainya.

2.2            Analisis SWOT

1.      Kekuatan
Ø Pengalaman teknologi dan pandangan industri terfokus.
Ø Konsep Ecopad “Green” yang baru diterapkan.
Ø Produk yang memiliki daya tahan lama dan mudah untuk dipakai di semua kalangan tanpa mengeluarkan anggaran yang berlebih.
2.      Kelemahan
Ø Produk baru yang mungkin tidak dipercaya di pasaran.
Ø Vendor aplikasi dari luar, sehingga masa jangka waktu kontrak sewaktu-waktu dapat diputuskan.
3.      Peluang
Ø Persaingan yang belum begitu ketat.
Ø Daya beli konsumen dan daya tarik yang tinggi terhadap Gadget.
Ø Kesadaran terhadap pelestarian lingkungan untuk menjaga kelangsungan hidup di bumi.
4.      Ancaman
Ø Dampak keuangan AS yang dapat menurunkan daya beli dan harga produk kepada konsumen.
Ø Penjiplakan produk oleh para pesaing.
Ø Persaingan masa depan dari pemeran pasar potensial dengan adanya teknologi baru.

2.3           Persaingan
Di pasar global, walaupun ada beberapa perusahaan pesaing, tetapi tidak banyak perusahaan yang membuat produk yang mengedepankan ramah lingkungan. Ini merupakan peluang yang baik untuk memasuki dunia bisnis global. Memiliki bahan maeterial yang unik, harga terjagkau dan tidak diragukan lagi akan kemampuan teknologi yang tertanam di produk GET. ET Int akan memenangkan persaingan pasar global secara menyeluruh.


2.4           Penawaran Produk
GET yang mudah dibawa kemana-mana dengan berat yang sedikit sekitar 1 pound dan masa baterai yang tahan lama sampai dengan 10-15 jam dibanding dengan menggunakan laptop yang tidak tahan lama. Pada akhir 2011, perusahaan memperkirakan brosur dicetak akan dikurangi sebesar 80%, seperti brosur yang menampilkan video di iPad untuk mengurangi pemakaian kertas yang berlebihan. Dengan berbagai produk andalan sebagai berikut:
Produk pertama, Streak GET berbahan dasar yang dilengkapi dengan Gorilla Glass Corning, yang merupakan aluminosilikat alkali ramah lingkungan lembar kaca tipis yang menawarkan hingga empat kali kekuatan dalam perlawanan kerusakan. Kaca ini ramah lingkungan, Gorilla memberikan selembar penutup pelindung, resistensi kerusakan, meningkatkan umur dan menawarkan kualitas, melihat lebih tahan gores tahan lama dan murni.
Produk keduaSurfing Slam GET memudahkan pengguna untuk melakukan aktivitas yang berkaitan dengan entertainment seperti, surfing internet, jaringan 3G, mendengarkan musik atau menonton video dapat bertahan hingga 10 jam pada satu biaya, mengurangi konsumsi energiTablet ini juga mencakup aluminium revolusioner didaur ulang, kaca dan baterai yang tahan lama.
Produk yang ramah lingkungan “Green” dapat mengurangi e-limbah yang berasal dari bahan-bahan elektronik yang usang dan tidak terpakai lagi.

2.6       Kunci Keberhasilan
Kunci keberhasilan adalah merancang dan memproduksi produk yang dapat memenuhi permintaan pasar. Diamping itu, GET harus dapat memastikan tentang kepuasan total pelanggan. GET akan menjadi perusahaan yang menguntungkan dan terkemuka serta tahan lama, jika kunci keberhasilan yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan tujuan perusahaan.

2.0       Isu-isu penting
Sebagai bisnis yang baru berdiri, GET masih dalam tahap awal. Isu penting bagi GET adalah untuk:
Ø Menfokuskan produk yang berbahan dasar  ramah lingkungan
Ø Menjadi perusahaan ramah lingkungan yang terkemuka
Ø Senantiasa mengamati kepuasan pelanggan dan memastikan bahwa strategi pertumbuhan tidak pernah mengkompromikan pelayanan dan tingkat kepuasan pelanggan
Ø Mengejar pertumbuhan terkendali yang mengatur bahwa beban gaji tidak akan pernah melebihi basis pendapatan. Dengan hal ini akan membantu melindungi perusahaan dari asersi.

3.0       Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang dlakukan GET berfokus pada Hiburan, MultimediaInformasi teknologi, Komunikasi jaringan, pengguna smart phone. GET mampu melayani semua segmen pasar meskipun setiap segmen pasar berbeda kalangan.

3.1       Misi
Energy Usage dan Reducing Paper Usage dengan menawarkan konsep Ecopad yang menciptakan produk ramah lingkungan tanpa biaya yang mahal dengan menggenerasikan Tablet PC bagi semua kalangan pelanggan.

3.2       Tujuan Pemasaran
v  Mencapai peningkatan penetrasi pasar yang stabil.
v  Menurunkan biaya pelanggan.
v  Dapat mempertahankan pertumbuhan yang positif dan kuat pada setiap kuartal atau tidak hanya mempertahankan penjualan musiman.
v  Menciptakan produk yang ramah lingkungan.

3.3       Tujuan Keuangan
v  Mempertahankan anggaran riset dan pengembangan yang signifikan untuk dapat mendorong penembangan produk dimasa yang akan datang.
v  Mencapai tingkat pertumbuhan yang maksimal sesuai dengan target perusahaan.
v  Meningkatkan margin laba melalui efisiensi dan perolehan skala ekonomis.

3.6       Pasar Sasaran ( Target)
Target pasar GET adalah semua kalangan karena produk GET merupakan produk yang populer sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi produk GET menciptakan produk yang ramah lingkungan. Selain ramah lingkungan GET juga memberikan harga yang terjangkau oleh semua kalangan.


3.5       Positioning (Pemosisian)
GET akan memposisikan dirinya sendiri sebagai perusahaan Tablet PC yang ramah lingkungan. Positioning ini akan tercapai dengan mendongkrak sisi kompetitif GET: pengalaman teknolgi dan hasrat untuk menciptakan produk yang ramah lingkungan.

3.6       Strategi
Tujuan utama GET adalah menempatkan GET sebagai produsen teknologi dan elektonik terkemuka, yang dpat melayani pasar domestik dan pasar internasional. Strategi pemasaran akan berusaha untuk menciptakan kesadaran customer mengenai produk dan kualitas  abarang yang ditawarkan dan kemudian dapat digunakan untuk pengembangan basis pelanggan.

GET selalu berusaha mengkomunikasikan pesan bahwa GET merupakan produk yang menggunakan bahan dasar yang ramah lingkungan dan dapat menghindari pemanasan global. Pesan seperti ini akan dapat dikomunikasikan melalui beberapa metode, antara lain:
Ø  Melalui situs Web GET yang akan menyediakan sumber informasi yang kaya dan menawarkan peluang membeli kepada konsumen. Dalam situs ini akan memberikan banyak penjelasan tentang produk dan pelayanan GET terhadap pelanggan.
Ø  Iklan yang dilakukan di beberapa majalah dan surat kabar yang dpat digunakan sebagai media mempromosikan GET secara keseluruhan.
Ø  Dan metode yang terbaru yaitu dengan penggunaan literatut penjualan cetak. Dua metode sebelumnya itu akan menciptakan permintaan untuk literatur penjualan, yang akan dikirim ke pelanggan. Berhubung yang digunakan dalam promosi ini adalah informasi yang sudah dirangkai dalam Web maka akan meminimalis biaya literatur penjualan.

3.7       Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran dalam GET melalui berbagai pendekatan antara lain: iklan dan promosi, nilai layanan pelanggan, penetapan harga, dan distribusi.
Ø  Iklan dan promosi. Dilakukan dengan metode berbeda untuk usaha iklan.
Ø  Nilai layanan pelanggan. GET akan berusaha mencapai nilai layanan pelanggan yang memuaskan dengan  melakukan layanan pelanggan yang sudah ditentukan tolak ukurnya.
Ø  Penetapan harga. Hal ini akan disesuaikan dengan kualitas produknya.
Ø  Distribusi. GET akan melakukan distribusi secara langsung adan tidak langsung.
3.8       Riset Pemasaran
Easy Tab International yang mempunyai peluang yang besar, karena ini merupakan revolusi dari produk mesin yang tidak ramah lingkungan dengan produk yang “Green” ramah lingkungan. ET Int mampu bersaing dengan produk-produk pesaing lainnya. Dengan keunikan produk dan kecanggihan elektronik bauran terbaharuinya. Pengharapan para konsumen yang baru untuk menjadi pelanggan setia ET Int. Pengujian terhadap produk telah teruji dengan standar high safety for customers and the best design “Green”. Kami selalu akan berinovasi terhadap perubahan hal-hal baru dan memperhatikan pelestarian lingkungan.

4.0       Keuangan
Dalam bagian ini akan menawarkan tinjauan keuangan GET yang juga berkaitan dengan kegiatan pemasaran. Dalam bagian ini akan dibahas mengenai analisis titik impas, peramalan penjualan, peramalan beban, dan melakukan indikasi bagaimana hubungan kegiatan ini dengan kegiatan pemasaran.

4.1       Analisis Titik Impas
Analisis titik impas akan mengindikasikan tentang pendapatan dan biaya untuk mencapai titik impas.

Tabel 1.2. Analisis Titik Impas
Analisis Titik Impas

Titik Impas Unit Bulanan
75
Titik Impas Penjualan Bulanan
Rp 135.000.000,00
Asumsi

Rata-rata Pandapatan per unit
Rp 2000.000,00
Rata-rata Biaya Variabel per unit
Rp 700.000,00
Perkiraan Biaya Tetap Bulanan
Rp 1.100.000,00


4.2       Peramalan Penjualan
Peramalan penjualan yang dilakukan masih bersifat konservatif, maka dengan hal ini GET akan terus meningkatkan penjualan jika anggaran iklan yang dibutuhkan memungkinkan. Meskipu dalam peramalan pasar sasaran menyebutkan pelanggan potensial dibagi menjadi kelompok yang terpisah, peramalan penjualan mengelompokkan pelanggan menjadi dua kategori yaitu rekreasional dan multimedia. Dengan adanya penguranga jumlah kategori, diharpakan pembaca dapat dengan cepat mencerna informasi dan juga dapat membuat diagram lebih fungsioanal.

Penjualan bulanan
Tabel 1.3  Peramalan Analisis
Peramalan Penjualan
Penjualan
2011
2012
2013
Hiburan
2.628.000.000
2.700.000.000
2.880.000.000
Kompetitif
1.080.000.000
1.260.000.000
1.440.000.000

3.708.000.000
3.760.000.000
4.320.000.000
Peramalan Penjualan
Biaya Penjualan Langsung
2011
2012
2013
Hiburan
446.760.000
459.000.000
489.600.000
Kompetitif
183.600.000
214.200.000
244.800.000

630.360.000
673.200.000
734.400.000

4.3       Peramalan beban (Expense)
Peramalan biaya akan digunakan sebagai alat untuk mempertahankan target dan dapat memberikan indikator biaya yang akan dibutuhkan dan juga dapat digunakan ketika diperlukan dalam koreksi/modifikasi untuk implementasi rencana pemasaran yang tepat.  

4.4       Anggaran Penjualan Bulanan

Tabel 1.4 Anggaran Beban Pemasaran
Anggaran Beban Pamasaran
2011
2012
2013
Situs Web
40.000.000
35.000.000
33.000.000
Iklan
15.000.000
23.000.000
25.000.000
Bahan Cetak
4.000.000
5.000.000
7.000.000
Total Penjualan Dan Beban Pemasaran
59.000.000
63.000.000
65.000.000
Persentase Penjualan
1,59 %
1,68 %
1,51 %
Margin Kontribusi
3.250.000.000
3.620.500.000
4.460.700.000
Margin Kontribusi/Penjualan
87,65%
96,29%
103,26%


4.5       Kontrol
Tujuan dari rencana pemasaran GET adalah bertindak sebagai pedoman atau pemandu organisasi, kemudian bidang ini akan diamati untuk mengukur kinerja:
Ø  Pendapatan bulanan dan tahunan
Ø  Beban bulanan dan tahunan
Ø  Kepuasan pelanggan
Ø  Pengembangan produk baru yang ramah lingkungan

4.6       Implementasi
Tabel 1.5 merupakan tonggak-tonggak yang dapat mengidentifikasi program pemasaran kunci. Kita perlu mencapai setiap sasaran sesuai dengan waktu dan tepat anggaran.

Tahapan Penting
Tabel 1.5 Tahapan Penting
Rencana





Tahapan Penting
Tgl mulai
Tgl berakhir
Anggaran
Manajer
Departemen
Penyelesaian rencana pemasaran
01-01-2011
02-01-2011

Stan
Pemasaran
Penyelesaian situs web
01-01-2011
16-03-2011
26.000.000
Perusahaan luar
Pemasaran
Kampanye iklan no.1
01-01-2011
01-07-2011
4.000.000
Stan
Pemasaran
Kampanye iklan no.2
31-02-2011
30-12-2011
5.000.000
Stan
Pemasaran
Pengembangan   saluran eceran
01-01-2011
30-11-2011

Stan
Pemasaran
Total


35.000.000



4.7       Organisasi Pemasaran
Induk perusahaan akan bertanggungjawab untuk kegiatan pemasaran.

Perencanaan Darurat:
a) Risiko terburuk: Menentukan bahwa bisnis tidak dapat mendukung dirinya sendiri pada basis yang sedang berjalan. b) Kesulitan dan Risiko: Masuknya pesaing pasar yang sudah terkenal di pasar dan masalah untuk menghasilkan visibilitas, sebuah fungsi menjadi organisasi baru yang berbasis internet.